Sekolah Islam Sebagai Suatu Sistem : Input, Proses, Output dan Outcome Sekolah Islam

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah Islam, penting untuk memahami sekolah sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen

gray concrete stairway between plants

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah Islam, penting untuk memahami sekolah sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi. Konsep sistem ini mencakup empat elemen utama: input, proses, output, dan outcome. Masing-masing elemen ini berperan penting dalam membentuk keberhasilan pendidikan di sekolah Islam.

Fungsi manajemen dan organisasi disini adalah menjalankan proses input-output system yang berujung pada hasil produksi berupa output. Maka, manajemen yang baik dan efektif adalah pengelolaan suatu proses secara baik, efektif dan berhasil dalam mengubah suatu input menjadi output dan outcome yang diharapkan.

1. Input Sekolah Islam

Masukan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan. Masukan terdiri atas 3 hal yaitu

  • Masukan baku, yaitu siswa, termasuk karakteristiknya
  • Masukan instumental, yaitu guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana dan pengelolaan sekolah
  • Masukan lingkungan, berupa segala sesuatu yang berada di luar lingkungan sekolah.

Untuk ketercapaian pendidikan bermutu, fungsional, produktif, efektif, dan akuntabel, maka diperlukan beberapa hal yang terkait dengan input antara lain peserta didik, ketenagaan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaaan dan evaluasi, serta hubungan dengan masyarakat dan iklim sekolah yang memadai.

Dalam konteks sekolah islam, masukan baku, seperti karakteristik siswa, harus disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Masukan instrumental meliputi guru yang memahami dan menerapkan ajaran Islam, serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Masukan lingkungan harus mencakup dukungan dari masyarakat yang memahami dan mendukung pendidikan berbasis Islam. Ketercapaian pendidikan yang efektif memerlukan integrasi dari semua aspek ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal (Husain, 2019).

2. Proses Sekolah Islam

Proses merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, termasuk segala proses yang terjadi di dalam sekolah/kelas dalam rangka mengubah masukan untuk menghasilkan keluaran yang ditargetkan, proses di sini mencakup kegiatan belajar mengajar, kegiatan pengelolaan sekolah, serta kegiatan administrasi sekolah.

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan ujung tombak dari proses pendidikan, yang mana suatu kegiatan dilakukan oleh guru, berkaitan dengan materi ajar yang berlangsung dan dikemas secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi serta merangsang peserta didik untuk berpikir, aktif, kreatif, dengan mengunakan berbagai pendekatan rahman dan rahim (kasih sayang serta penuh cinta).

Suatu proses agar keberhasilannya sesuai harapan, maka harus diawali dengan perencanaan (planning). Perencanaan yang baik akan mendorong terselenggaranya proses yang ideal sehingga setiap pelaksanaan proses harus mengetahui unsur-unsur perencanaan, misalnya bagi seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran, maka guru tersebut harus menguasai unsur-unsur perencanaan proses pembelajaran yang baik, seperti:

  • Kebutuhan peserta didik
  • Kompetensi dasar
  • Tujuan
  • Strategi
  • Dan lain-lain.

Perencanaan yang kurang optimal hanyalah akan menghasilkan kegagalan, sebagaimana pepatah bijak mengatakan “Gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan” (fail to plan, plan to fail).

Kegiatan belajar mengajar pada sekolah islam harus melibatkan perencanaan yang matang, termasuk kebutuhan peserta didik, kompetensi dasar, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan ajaran Islam. Perencanaan yang baik akan memastikan proses yang efektif dan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, mendukung keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan (Arifin, 2018).

3. Output Sekolah Islam

Output merupakan hasil dari proses, misalnya menghasilkan lulusan sesuai dengan standar tertentu dan tentunya sesuai dengan harapan memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, orang tua dan pemerintah. Output pendidikan sebagai suatu sistem dapat dicerminkan dari suatu prestasi mutu lulusan sekolah.

Dalam sekolah islam, output ini termasuk prestasi akademik dan spiritual siswa yang sesuai dengan standar pendidikan Islam. Lulusan diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat, orang tua, dan pemerintah dengan pencapaian yang sesuai dengan ajaran agama islam. Evaluasi output harus mencakup penilaian terhadap sejauh mana lulusan dapat menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari (Kamal, 2020).

4. Outcome Sekolah Islam

Outcome merupakan keluaran tidak langsung yang menentukan berhasil atau tidaknya sistem sekolah. Outcome pendidikan sebagai suatu sistem dapat dicerminkan dari mutu lulusan sekolah apakah dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau dapat bekerja dengan layak.

Dalam konteks sekolah islam, outcome ini meliputi kemampuan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi atau memasuki dunia kerja dengan keterampilan dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Evaluasi outcome harus mempertimbangkan sejauh mana pendidikan telah mempersiapkan siswa untuk kontribusi positif dalam masyarakat, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.

-Semoga bermanfaat-

Referensi :

  • Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Dee Publish
  • Arifin, Z. (2018). Manajemen Pendidikan Islam: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Edukasi.
  • Husain, M. (2019). Implementasi Kurikulum Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit Pelita.
  • Kamal, N. (2020). Evaluasi dan Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Mitra.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top