Dalam menjalankan manajemen sekolah Islam, terdapat empat fungsi utama yang wajib dipahami dan diterapkan secara efektif untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Keempat fungsi manajemen ini adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan. Keempatnya merupakan pilar penting yang mendukung keberhasilan dan kelancaran pengelolaan sekolah islam.
1. Tahap Perencanaan
Dalam menentukan rencana harus dilakukan secara matang dengan melakukan kajian secara sistematis sesuai dengan kondisi organisasi dan kemampuan sumber daya dengan tetap mengacu pada visi dan misi organisasi.
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan diantaranya menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan, dan bagaimana melakukannya, membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektifitas maksimum melalui proses penentuan target, mengembangkan alternatif-alternatif rencana, mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan.
Burhanuddin (2005: 168) mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, pelaksanaan (tenaga) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan.
Langkah-langkah dalam perencanaan (Asmendri 2012: 15) yaitu :
- Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
- Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
- Mengumpulkan data atau informasi-informasi yang diperlukan
- Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
- Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan itu akan diselesaikan.
Adapun syarat-syarat perencanaan yg baik menurut (Asmendri 2012: 15) yaitu :
- Perencanaan harus didasarkan pada tujuan yang jelas
- Bersifat sederhana, realistis, dan praktis
- Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah dijadikan pedoman dan dijalankan
- Memiliki fleksibilitas sehinggga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu
- Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing
- Diusahakan adanya penghematan biaya, tenaga, waktu serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia dengan sewaktu-waktu
- Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.
Adapun perencanaan manajemen di sekolah Islam harus melibatkan penetapan tujuan akademik dan spiritual sesuai prinsip Islam. Perencanaan yang baik mencakup integrasi nilai-nilai Islam dalam kurikulum, memastikan bahwa semua langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan sejalan dengan ajaran agama islam. Hal ini membantu menciptakan rencana yang efektif dan relevan dengan konteks pendidikan Islam. (Sutarto, 2018).
2. Tahap Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam kerja sama untuk memudahkan pelaksanaan kerja. Tugas yang akan dibagikan adalah berdasarkan tugas dan fungsi struktur yang ada dalam suatu organisasi. Pengorganisasian suatu tugas dapat memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana.
Dalam fase pengorganisasian, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan, antara lain menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien, menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan serta meningkatkan efektifitas.
Hasibuan (1996) mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam- macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas- aktivitas tersebut.
Sarwoto (1978: 78) menyebutkan proses organizing meliputi beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut.
- Perumusan tujuan
- Penetapan tugas pokok
- Perincian kegiatan
- Pengelompokan kegiatan-kegiatam dalam fungsi-fungsi
- Departementasi
- Pelimpahan otoritas
- Staffing
- Faciliting
Adapun pengorganisasian di sekolah Islam memerlukan pembagian tugas yang mendukung penerapan nilai-nilai agama. Pengorganisasian yang efektif memastikan bahwa struktur dan alokasi sumber daya memfasilitasi penerapan prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan sekolah. Ini penting untuk mengoptimalkan fungsi organisasi dalam konteks pendidikan berbasis agama islam. (Sari, 2017).
3. Tahap Penggerakkan
Penggerakkan (actuating) adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya hubungan terhadap bawahan untuk dapat mengerti dan memahami pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien. Berbeda dengan ketiga fungsi lain (planning, organizing, controlling), actuating dianggap sebagai intisari manajemen, karena secara khusus berhubungan dengan orang-orang (Baharudin, 2010: 106).
Actuating adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran, agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi (Sarwoto, 1978: 86).
Keberhasilan dalam actuating dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
- Mendapatkan orang-orang yang cakap
- Mengatakan kepada merekan apa yang hendak dicapai dan bagaimana cara mengerjakan apa yang kita inginkan
- Memberikan otoritas kepada mereka
- Menginspirasi mereka dengan kepercayaan untuk mencapai sasaran (Sarwoto, 1978: 86).
Adapun penggerakkan di sekolah Islam bertujuan untuk memotivasi dan mengarahkan staf serta siswa sesuai dengan ajaran Islam. Manajer harus menggunakan pendekatan yang sesuai dengan nilai-nilai agama untuk memotivasi semua anggota sekolah, sehingga mereka berkomitmen pada pencapaian tujuan pendidikan Islam. Motivasi yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam meningkatkan kinerja dan kerjasama (Rini, 2020).
4. Tahap Pengawasan
Pengawasan adalah proses pemantauan apa yang dicapai. Berkaitan dengan standar apa yang sedang dihasilkan, penilaian pelaksanaan (performa) serta bilamana perlu diambil tindakan korektif. Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yakni sesuai dengan standar yang diharapkan.
Tujuan pengawasan menurut konsep sistem adalah membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat sistem. Artinya dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai kualitas produk organisasi berdasar perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga konsumen atau stakeholders menjadi puas (Baharudin, 2010: 111).
Agar kegiatan pengawasan berjalan efektif dapat dilakukan melalui tiga tahapan kegiatan yaitu
- Tahapan penetapan alat pengukur (standard)
- Tahapan mengadakan penilaian (evaluate)
- Mengadakan tindakan perbaikan. (Manullang, 1987: 183).
Adapun pengawasan di sekolah Islam melibatkan pemantauan untuk memastikan kegiatan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pengawasan harus mencakup evaluasi berkelanjutan terhadap pencapaian dan penerapan nilai-nilai agama, serta melakukan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas pendidikan Islam. Proses ini memastikan bahwa semua kegiatan sejalan dengan standar yang diharapkan (Sutarto, 2018).
-Semoga bermanfaat-
Referensi :
- Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Dee Publish
- Rini, L. (2020). Motivasi dan Penggerakkan dalam Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Sains.
- Sari, N. (2017). Pengelolaan Sumber Daya di Sekolah Islam. Bandung: Penerbit Harapan.
- Sutarto, B. (2018). Manajemen Perencanaan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Pelita.